Kamis, 24 November 2011

SEPLUH RISALAH PEMUDA ISLAM

Tak dapat disangkal lagi bahwa eksistensi pemuda Islam dalam kehidupan amat penting, karena merekalah yang memiliki potensi untuk mewarnai perjalanan sejarah umat manusia pada umumnya. Semua ideologi yang berorientasi pada strategi revolusi, menganggap pemuda sebagai tenaga paling revolusioner karena secara psikologis manusia mencapai puncak hamasah (gelora semangat) dan quwwatul jasad (kekuatan fisik) pada usia muda. Hal tersebut menumbuhkan semangat pergerakan, perubahan, bukan stagnasi ataupun status quo. Dalam setiap kurun waktu, kemarin, kini dan esok, pemuda senantiasa berdiri di garis terdepan. Baik sebagai pembela kebenaran yang gigih ataupun sebagai pembela kebatilan yang canggih.
Di dalam Al Qur’an, peran pemuda diungkapkan dalam kisah Ashabul Kahfi (18:9-22), kisah pemuda Ibrahim (21:60,69 dan 2:258) dan pemuda dibunuh oleh Ashabul Uhdud (lihat tafsir Ibnu Katsir Q.S. Al Buruuj) dan para Assabiqunal Awwalun pada umumnya berusia muda.
Pentingnya memanfaatkan masa muda digambarkan dalam hadist Rasulullah SAW, sebagai berikut: “Manfaatkan yang lima sebelum datang yang lima: masa mudamu sebellum datang masa tuamu; masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu; masa kayamu sebelum datang masa miskinmu; masa hidupmu sebelum datang masa matimu; masa luangmu sebelum datang masa sibukmu.” (H.R. Al Baihaqi)
• SEPULUH RISALAH PEMUDA
1. Memahami Islam
Mustahil pemuda dapat memuliakan Islam kalau mereka sendiri tidak memahami Islam (35:28, 58:11)
“Siapa yang dikehendaki Allah akan mendapat kebaikan, maka dipandaikanlah dalam agama.” (H.R. Bukhari-Muslim)
“Dunia ini terkutuk dan segala isinya terkutuk kecuali dzikrulloh dan yang serupa itu dan orang alim dan penuntut ilmu.” (H.R. At Tirmizi)
2. Mengimani segenap ajaran Islam
Iman kepada Allah dan Rasul-Nya pada hakikatnya merupakan sebuah sikap mental patuh dan tunduk (23:51). Tunduk patuh berlandaskan cinta kepada-Nya (2:165) dan ittiba’ (mengikuti) rasul-Nya (3:31, 53:3-4).
3. Mengamalkan dan mendakwahkan Islam
Ciri orang yang tidak mengalami kerugian (khusrin) dalam hidup adalah senantiasa mengamalkan dan mendakwahkan Islam (103:1-3, 41:33, 3:110, 9:71, 5:78-79).
“barang siapa menyeru kepada kebaikan maka ia akan memperoleh pahala sepadan dengan orang yang mengerjakannya.” (H.R. Muslim)
4. Berjihad dijalan Islam
Jihad adalah salah satu hal yang diwajibkan Allah kepada kaum muslimin. Said Hawa membagi jihad menjadi lima macam :
a. Jihad Lisaani, menyampaikan dakwah Islam kepada orang-orang kafir, munafik dan fasiq yang disertai dengan hujjah (argumentasi) yang dicontohkan oleh Nabi SAW. (5:62)
b. Jihad Maali atau jihad dengan harta (49:15, 9:111). Jihad dengan harta merupakan bagian vital bagi jihad yang lainnya, karena dakwah memerlukan sarana dan prasarana.
c. Jihad Bilyad wan nafs atau jihad dengan tangan/kekuatan dan jiwa (22:39, 2:190, 8:39, 9:36). Termasuk dalam jihad ini adalah menentang orang kafir, berusaha mengusir mereka dari bumi Islam, memerangi kaum murtad dalam negeri Islam, melawan pemberontakan atau pembangkangan atas negara Islam.
d. Jihad Siyaasi atau jihad politik.
e. Jihad Tarbawi/ta’limi, yakni bersungguh-sungguh mengajarkan, menyampaikan ilmu dan mendidik orang-orang yang ingin memahami Islam (3:79)
5. Sabar dan istiqomah di atas jalan Islam (21:83-85, 38:41-44, 37:100-107, 21:68-69, 71:5-9)
Keimanan harus dilanjutkan dengan kesabaran dan istiqamah. “Keyakinan dalam iman haruslah secara bulat dan kesabaran itu setengah dari iman.” (H.R. Abu Nu’aim)
6. Mempersaudarakan manusia dalam ikatan Islam
Pemuda seharusnya berperan dalam menjalin ukhuwah islamiyah sesama muslim (8:63, 59:9). “Setiap mukmin yang satu bagi mukmin lainnya bagaikan suatu bangunan, antara satu dengan yang lainnya saling mengokohkan,” (Al hadist)
7. Menggerakkan dan mengarahkan potensi umat Islam
Potensi umat Islam perlu diarahkan ke dalam amal jama’i secara efektif dan efisien (3:146)
8. Optimis terhadap masa depan Islam
Pemuda Islam tak boleh memiliki jiwa pesimis. Sebaliknya, harus optimis akan hasil perjuangan dan pertolongan serta balasan dari Allah SWT. Hanya orang kafirlah yang memiliki sifat pesimis (12:87, 15:56).
9. Introspeksi diri (muhasabah) terhadap segala aktivitas yang telah dilakukan
Introspeksi dan evaluasi dimaksudkan agar pemuda tidak mengulang kesalahan yang sama di hari mendatang, tidak terjebak dengan permasalahan yang sama dan mampu memperbaiki diri ke arah yang lebih baik (13:11).
“Seorang yang sempurna akalnya ialah yang mengoreksi dirinya dan bersiap dengan amal sebagai bekal untuk mati.” (H.R. At Tirmizi)
10. Ikhlas dalam segenap pengabdian di jalan Islam
Memurnikan niat karena Allah dalam ibadah, dan jihad merupakan masalah fundamental agar amal itu diterima sekaligus sukses.
“Sesungguhnya Allah menolong umat ini hanya karena orang-orang yang lemah di antara mereka yaitu dengan dakwah, shalat dan ikhlas mereka,” (H.R. An Nasai dari Sa’ad bin Abi Waqash)

KESADARAN PEMUDA ISLAM INDONESIA

Perjalanan bangsa Indonesia selalu menghadirkan orang-orang luar biasa yang menghiasi sejarah kita dengan ketekunan mereka yang langka dibandingkan zaman kita saat ini, kesabaran yang tidak berujung, keyakinan yang teguh, seolah-olah mereka sudah melihat akhir perjuangan mereka, kepedulian akan nasib sebangsa yang membuat mereka jarang tidur dengan nyenyak, dan yang paling mengagumkan dari itu semua adalah mereka melakukannya atas nama tugas sebagai seorang muslim yang tidak lain hadir ke dunia ini untuk menegakkan yang benar, menyebarkan keadilan, menyuburkan manfaat, dan membebaskan manusia dari penjajahan yang sebenarnya wujud lain dari sikap arogan untuk menjadikan sebagian manusia menjadi hamba dari sebagian manusia yang lain.
H.O.S Cokroaminoto adalah pemimpin umat yang rumahnya sederhana dan berada di gang. Pemuda Soekarno adalah orang yang tidak lupa dengan perkataan insya ALLAH dan mempopulerkan peci sebagai identitas bangsanya yang sebagian besar muslim sekaligus menunjukkan pada penjajah bahwa dirinya tidak malu mewakili rakyatnya yang dianggap hina saat itu .
Pemuda Hatta adalah lulusan barat yang tidak merasa sungkan ketika dalam jamuan bersama kolega-kolega asingnya ia makan dengan menggunakan tangannya, sebagaimana Rasul junjungannya, di hadapan rekan – rekannya yang tertawan untuk mengikuti adab ‘orang terhormat’ di meja makan.
Haji Agus Salim adalah seorang suami yang membuat istrinya tersipu ketika ia sering mencium mesra pipi istrinya di keramaian, dengan beralasan Rasulullah Saw sendiri sering menunjukkan kemesraan terhadap istrinya di hadapan umat.
Pemuda Natsir adalah pemimpin pemerintahan termuda dalam sejarah Indonesia ketika ia menjabat perdana menteri dalam usia 41 tahun, atas jasanya mempersatukan kembali bangsa Indonesia yang sebelumnya terpecah-pecah dalam Republik Indonesia Serikat skenario Belanda di Konferensi Meja Bundar, dan dikenal sebagai pejabat yang tidak malu memakai baju yang bertambal.
Pemuda Hamka masih berusia 30 tahun ketika menghasilkan karya sastra yang hingga kini menjadi buku teks sastra di Malaysia dan Singapura.
Sungguh tidak ada apa – apanya kepribadian pemuda masa kini jika dibandingkan pendahulu-pendahulu kita. Lalu mengapa para pendahulu kita dahulu begitu teguh pendiriannya dalam memperjuangkan keyakinan mereka akan kebenaran? Mungkin jawabannya adalah mereka sadar bahwa bangsa mereka sedang menghadapi masalah luar biasa ketika yang lain menganggap masalah itu adalah hal biasa dan sudah turun temurun tidak terpecahkan.
Mereka sadar bahwa merekalah yang bertanggung jawab untuk membebaskan bangsanya karena merekalah anak bangsa yang berjumlah sangat sedikit yang sudah terdidik dan memahami apa yang tidak dipahami oleh mayoritas bangsanya. Mereka sadar bahwa terlalu sia-sia kapasitas mereka jika hanya diolah untuk diri mereka sendiri sedangkan mereka tahu pasti bahwa rakyat membutuhkan kehadiran mereka untuk bersama-bersama menyelesaikan persoalan. Mereka yakin bahwa jalan yang benar itu adalah jalan yang terjal dan mendaki, yang tidak pernah lepas dari lontaran pesimisme orang-orang sekitar, hinaan dan ejekan, keterasingan di tengah keramaian, dan perendahan harga karakter seorang manusia ketika hanya dinilai dari materi yang berhasil dikumpulkannya.
Sadar sama artinya dengan terjaga. Mereka yang tidak sadar adalah mereka yang tidur pulas dalam buaian zaman tanpa pernah risau dengan ujung perjalanan peran dan tugas mereka sebagai manusia. Mereka yang tidak sadar adalah mereka yang terlalu sering mengabaikan hati kecil sehingga sudah tidak sensitif lagi membedakan mana yang berarti dan sejati, dan mana yang hanya berpura-pura dan semu. Mereka yang tidak sadar adalah mereka yang mengendapkan idealisme dan hidayah yang tidak semua manusia terpilih untuk memperolehnya. Mereka yang tidak sadar adalah mereka yang menerjunkan diri dalam rutinitas tidak bervisi dan membiarkan diri mereka sendiri tidak tahu kapan bisa keluar dari jeratan aktivitas yang memosisikan kata hati pada urutan belakang.
Pemuda Islam yang sadar dan terjaga adalah pemuda yang berkalimat tauhid. Pemuda Islam yang tidak terjaga adalah pemuda yang sudah lupa dengan definisi ilah dari syahadatnya.
“Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana ALLAH telah membuat perumpamaan kalimat yang baik (tauhid) seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit, (pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan ALLAH membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk (ber-ilah selain ALLAH) seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun. ALLAH meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (tauhid) di dunia dan di akhirat; dan ALLAH menyesatkan orang-orang yang zalim dan ALLAH berbuat apa yang dia kehendaki. Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat ALLAH dengan ingkar kepada ALLAH dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan ? Yaitu neraka Jahanam; mereka masuk ke dalamnya; dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.“ (Q.S. Ibrahim 24 – 29)
Terbaharunya kebangkitan suatu bangsa tidak menunggu ketika seluruh masyarakat bangsa itu bangkit dan bergerak tapi ‘hanya’ menunggu tampilnya sekelompok pemuda yang memiliki kesadaran dan terjaga.

CIRI-CIRI PRIBADI MUSLIM SEJATI

Dikutip oleh " Elanjaya Sakta "

Ciri-ciri Pribadi Muslim Sejati
Kita tahu bahwa Islam itu bertolak daripada iman. Namun iman saja tidak mencukupi. Ia perlu juga ilmu dan amal.
Islam itu ialah iman, ilmu dan amal. Tanpa ketiga-tiga elemen ini, maka Islam tidak akan terlaksana pada pribadi seorang Muslim.
Untuk mencapai tujuanini, roh dan akal mesti berperanan. Disamping itu seseorang muslim perlu mendapat pimpinan. Ketiga-tiga pengaruh ini wajib ada. Kalau tidak pribadi Muslim itu akan jadi cacat dan tidak sempurna.
Peranan Roh
Roh berperanan dalam soal iman. Roh melibatkan soal kepercayaan dan keyakinan. Tentang akidah dan pegangan. Tentang keimanan kepada Tuhan dan hari Akhirat. Tentang rasa cinta dan takut dengan Tuhan.
Namun kalau peranan roh saja yang wujud tanpa ada peranan akal dan kepimpinan, maka seseorang itu akan menjadi fanatik. Dia akan menjadi taksub secara membuta. Perasaannya tidak seimbang dan sukar untuk dikawal. Dia ingin bertindak, beramal dan membuat sesuatu tetapi tidak tahu bagaimana dan apa caranya. Pertimbangannya juga tidak seimbang dan berat sebelah. Dia akan menjadi orang yang berjiwa tetapi kaku. Dia mau bergerak tetapi tidak tahu bagaimana hendak menyusun langkah.
Peranan Akal
Akal berperanan dalam soal ilmu. Ia berkait dengan penyampaian dan penerimaan ilmu. Tentang ta’alim atau pengajian. Tentang pembelajaran. Peranan akal membuat seseorang itu menjadi alim dan bepengetahuan. Namun kalau peranan akal saja yang wujud dan peranan roh dan kepimpinan tidak ada, maka seseorang itu akan menjadi ahli ilmu yang tidak cinta dan tidak takut dengan Tuhan. Yang tidak ada cita-cita akhirat.
Ilmunya akan digunakan untuk dunia semata-mata. Ilmunya akan dijual dan dikomersialkan. Ilmunya akan ditukar menjadi duit dan harta kekayaan. Ilmunya hanya untuk bermujadalah (berdebat), berforum dan berseminar. Untuk mendapat pujian, uang , pangkat, jawatan dan nama. Ilmunya tidak memberi hasil pada pribadinya.
Dia tidak dapat beramal dengan ilmunya, jauh sekali untuk memperjuangkannya. Dia akan menjadi orang alim yang tidak beramal dengan ilmunya. Dia akan menjadi jumud dan beku. Walaupun dia tahu bagaimana hendak menyusun langkah, tetapi dia tidak mempunyai kemauan dan kekuatan dalaman untuk bergerak.
Peranan Kepimpinan
Kepimpinan melibatkan didikan, panduan, contoh dan suri teladan. Tentang bagaimana ilmu itu dapat dan patut diamalkan. Tentang siapa yang patut dicontohi dalam mengamalkan ilmu. Tanpa ada pimpinan dari seorang pemimpin sebagai contoh atau model, sukar ilmu dapat difahami lebih-lebih lagi untuk diamalkan dan dihayati.
Tanpa pimpinan, ilmu akan hanya tinggal ilmu. Itu sebabnya di dalam agama, dikirim Rasul yang diberi atau yang membawa kitab. Bukan kitab saja yang dihantar tanpa Rasul. Kalau kitab saja yang dihantar, maka tidak akan ada contoh atau role-model untuk diikuti. Tanpa contoh dan role-model, mustahil ilmu dapat difahami dan diamalkan.
Dalam hendak mengamalkan ilmu dan dalam hendak menjadi seorang muslim yang sempurna, contoh fisik atau kepimpinan sangat perlu. Semua bentuk peranan ini mesti ada. Tidak ada satu yang boleh ditolak. Barulah ia boleh lengkap melengkapkan. Peranan roh dan akal mesti bergabung dan contoh atau pimpinan mesti dicari.
Inilah ramuan-ramuan yang perlu untuk menjadi seorang Muslim yang sempurna. Kalau ramuan ini tidak cukup, usaha untuk menjadi seorang Muslim yang sempurna akan menjadi sia-sia. Lebih-lebih lagilah untuk menjadi seorang yang Mukmin yang bertaqwa. Sebab orang Mukmin yang bertaqwa itu, mesti sempurna Islamnya terlebih dahulu.

Keikhlasanku

Jika aku tidak boleh menikmati buah dari pohon yang aku tanam.
Biarkanlah orang lain yang menikmatinya.
Dan jika akupun tidak boleh memanen padi dari sawah yang ku garap.
Biarkanlah juga orang lain yang memanennya.

Mungkin itu lebih baik!
Karena mungkin memang senyum merekalah yang aku butuhkan...
Setelah apa yang mereka nikmati dari apa yang aku tanam...
Juga setelah apa yang mereka panen dari apa yang aku garap...

Karena memang itulah yang terbaik.
Walau senyum mereka tumbuh diatas lahan perkebunan deritaku.
Aku ikhlas...
Karena keikhlasan adalah kunci kedamaian yang kan menjadi tunas
kebahagiaan...

Dikutip " Mochamad Wahyu ( A'Why ) "
 

AKU....

Aku bukanlah bintang yang selalu mampu menghiasi malam dengan kilaunya.
Yang senantiasa menjadi pernik-pernik indah perhiasan gelapnya....
Begitupun aku bukanlah bulan yang selalu mampu menerangi malam dengan sinarnya.
Yang selalu menderang terangi gelapnya...

Karena aku hanyalah sehelai insan yang bernapas dalam takdir TUHAN.
Yang selalu berusaha mencari arti hidup dalam lorong nasib...
Dengan menyelinap disetiap waktu yang berjalan menuntun hari.
Seiring mentari yang tak pernah lelah hangati bumi...

Walau aku bukanlah mentari...
Karena aku memang selembar jasad yang bernyawa....
Dalam balutan waktu yang menuntun aku mencari jati diri.
Dengan menempuh jalan yang panjang menuju kesempurnaan hidup.

Karena memang kini aku bukanlah manusia....
Melainkan sedang menuju untuk menjadi manusia yang berguna.
Dengan berusaha memahami apapun yang terjadi...
Untuk membuat diriku menjadi manusia yang terbaik.

Karena aku yakin....
Manusia yang berguna adalah manusia yang berusaha untuk menjadi yang terbaik.
Bukan yang hanya bisa berharap dapatkan yang terbaik.

Dikutip " Mochamad Wahyu (A'Why) "

ARTI SEBUAH BAHAGIA

Kenapa kita selalu menganggap bahwa tujuan hidup didunia ini untuk bahagia?Sedang arti bahagia itu sendiri belum kita mengerti makna tujuannya hadir dalam hidup ini apa.Hingga akhirnya kesulitan datang dan membuat kita sedih selalu kita sesali juga kita ratapi dengan penuh mengeluh.Kenapa?Bukankah tujuan hidup tiada lain juga tiada bukan untuk memahami arti dari hakikat hidup itu apa dan gimana?Lalu bagaimana kita bisa bahagia,jika hakikat hidup itu sendiri belum kita mengerti maknanya.Sedang pada hakikatnya kebahagiaan adalah ujian terbesar dalam hidup ini.Yang dimana Tuhan berikan tiada lain untuk menguji hambaNya untuk ingat apa tidak kepadaNya saat hambaNya diberikan kebahagiaan tersebut.Dan ternyata kebanyakkan dari kita lupa akan kebesaranNya saat lagi bahagia.Maka jelaslah sudah jika memang begitu hakikat hidup patutlah kita pahami.Agar saat dimana kita sedang bahagia,kita bisa mengerti apa makna dari bahagia itu.Hingga kita bisa menikmati kebahagiaan tersebut dengan penuh syukur kepadaNya.Karena dari itu orang yang sebenarnya bahagia bukanlah orang yang berharap bisa bahagia.Melainkan dia yang selalu pasrah akan hidupnya kepada Tuhan dengan selalu berusaha mensyukuri dan mempelajari kesulitannya sebagai proses pembelajaran hidup yang berarti dengan penuh sabar dan bertawakal.Karena baginya jika makna hidup sudah bisa dimengerti,maka kebahagiaan kan datang dengan sendirinya sebagai buah dari kesabarannya yang bertawakal kepada Tuhan.

Karena memang benar orang yang bahagia adalah orang yang menganggap kesulitannya bukan sebagai ujian yang harus membuatnya mengeluh dan meratapi keadaannya hingga kebahagiaan jadi begitu berharga tanpa ada arti yang jelas.Karena dia sadar bahwa berharap bahagia tanpa memahami dulu makna bahagia itu apa adalah sebuah kesedihan yang sebenarnya seperti mengharapkan mentari bersinar cerah ditengah hujan yg sedang bernyanyi begitu lebat.Karena memang baginya kebahagiaan bukanlah sesuatu yang harus diharapkan.Melainkn ditumbuhkan dari hati yang tulus menerima segala macam kesulitan sebagai pembelajaran untuk dia memahami hakikat dari hidup itu apa dan gimana.Maka dari itu dia selalu beruraha ikhlas mensyukuri apapun yang terjadi dengan penuh tawakal kepada Tuhan.Karena memang baginya apalah artinya bahagia,tapi kebahagiaan itu membuatnya lupa akan kebesaran Tuhan.Maka baginya itu sama saja dengan mendapatkan musibah yang teramat begitu besar.

Maka dari itu orang yang mengerti dengan firman Tuhan yang bunyinya,bahwa Tuhan menguji hambaNya tidak melebihi kemampuan hambaNya adalah orang yang benar-benar bahagia.Karena dia sadar bahwa kesulitan yang Tuhan berikan kepadanya adalah ujian yang mampu membuatnya ingat akan kebesaran Tuhan ketimbang kebahagiaan.Karena dia tahu bahwa Tuhan tahu kalau kesulitan selalu mampu membuatnya merasa kecil sebagai manusia.Hingga akhirnya dengan begitu dia menyadari akan Tuhan yang maha besar dengan bertawakal mencari ridhoNya dan mensyukuri kesulitannya itu sebagai tempaan untuknya lebih beriman lagi kepada Tuhan.Dan orang seperti itu selalu takut dengan kebahagiaan yang Tuhan berikan sebagai ujian yang teramat besar.Karena dia takut kebahagiaan itu adalah ujian yang melebihi kemampuannya hingga dia takut tidak bisa membawanya dan membuatnya lupa akan kebesaran Tuhan.Sebab dia takut dengan bahagia,dia jadi merasa besar dan sombong kepada Tuhan.Karena bagi dia,kebahagiaan yang sejati adalah kebahagiaan yang tumbuh dari arti kesulitan yang dia pahami dengan mensyukurinya terlebih dahalu.Hingga akhirnya dia tahu,bahwa arti bahagia bukanlah saat dimana dia lagi bahagia.Melainkan saat dimana dia bisa mensyukuri apapun yang terjadi sebagai pembelajaran hidup.Karena memang bagi dia,itulah arti sebuah bahagia.

IBUKU PINTU SURGAKU(Inspirasi Terbaik Dalam Hidupku)

Tiap malam aku harus menahan ngantuk demi mengantarkan ibu tercinta ketempat dimana orang-orang berjuang memutarkan uangnya dengan berbagai macam usaha dan dagangannya.Begitupun halnya dengan ibuku yang selalu ikhlas kehilangan sisa tidurnya dengan menahan ngantuk yang meradang matanya demi mengarungi sisa-sisa malam,kala dimana meraka-mereka yang terlelap dengan tidurnya seiring mimpi-mimpinya manja membelai tidur mereka.Namun ibuku terus menahan ngantuknya bersama seutas harapan yang selalu membuatnya semangat tanpa peduli ngantuk dan capek yang menggerogoti dua kelopak matanya dan tubuhnya itu.Dia terus melangkah lantunkan kedua kakinya yang kuat dalam irama semangat yang bersenandungkan harapan demi keluarga tercinta.Hingga aroma bau pasarpun terasa wangi di hidungnya kerena telah terbiasa dengan semua itu.Bahkan beceknya pasarpun seolah-olah bagaikan permadani indah untuknya hamparkan asa yang selalu membuatnya tak mengenal lelah hingga kembali pulang kerumahpun,tempat dimana muara nafkahnya berdiri terhormat diatas tujuannya yang mulia melayani masyarakat hingga senja menjemput malam.Namun walau begitu dia tidak pernah lupa tuk melayani suami,anak-anak juga cucu-cucu tercintanya.Hingga malam bersenandungpun dia masih menyempatkan diri tuk mengolah masakan yang dimana itu akan didagangkan kepada masyarakat dihari esoknya.Ibuku memang sungguh begitu besar perjuangan juga pengorbanannya hanya demi keluarga tercinta,tanpa dia pedulikan lelah yang selalu menggerogoti tubuhnya itu.

Hingga akhirnya itu membuat aku sadar.Bahwa perjuangan dan pengorbanannya tidak bisa dibalas oleh apapun.Begitupun dengan doa sekalipun.Hingga akhirnya kini aku hanya bisa menangis dalam hati menyesali diriku yang belum bisa berbuat apa-apa untuknya.Melainkan masih saja membebaninya tanpa bisa berbuat apa-apa,selain dengan selalu berusaha untuk tidak bisa menolaknya saat harus mengantarkannya berangkat ketempat dimana setiap malamnya dia tuju tanpa menunjukkan rasa mengeluh kepadaku.Justru dia selalu tersenyum dan pernah berkata "Nanti juga ada waktunya.Yang penting gimana usaha kamunya dalam meraih semua mimpi kamu itu dengan penuh semangat dan tak pernah berhenti untuk berdoa.Mama mah tidak minta apa-apa dari kamu.Sudah melihat kamu dapat kerja saja mama mah sudah cukup bahagia.Yang penting kamu harus selalu taat kepada Allah.Itu saja pinta mama mah" Mendengar dia bilang begitu akhirnya aku sadar.Bahwa apalah artinya harta aku berikan kepadanya,tapi shalat juga ibadah-ibadah aku yang lainnya tidak pernah aku lakukan.Maka itu akan menjadi hambatan juga beban baginya juga ayahku tercinta saat Tuhan memanggilnya kelak.Hingga setelah itu juga aku selalu berusaha untuk melakukan apa yang harus aku lakukan sebagai manusia kepada Tuhannya.Juga sebagai anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya.

Hingga akhirnya dengan begitu sekarang aku juga sadar.Bahwa surga bukan hanya ada ditelapak kaki ibu.Tapi seorang ibu memang terlahir sebagai pintu surga untuk anak-anaknya dengan ayah sebagai kuncinya.Dan seorang anak adalah penentu bagi kedua orang tuanya untuk memasuki surgaNya kelak.Dan jika seorang ibu juga ayah taat kepada Allah namun anaknya tidak.Maka dosanya kan menjadi beban tanggung jawab bagi orang tuanya yang bisa saja membatalkan kedua orang tuanya itu untuk masuk surga saat telah dipanggilNya kelak.Maka patutlah sekarang aku untuk selalu berusaha dalam mewujudkan mimpi-mimpinya itu dengan selalu berusaha tuk mengejar cita-citaku untuk membahagiakannya didunia ini agar dihari tuanya bisa istirahat bahagia tanpa ada beban pikiran dibenaknya.Dan juga harus selalu berusaha untuk menjadi anak yang bebakti kepadanya sebagai bentuk taat kepada Allah yang sudah Allah anjurkan dalam firmanNya dengan selalu menjalankan segala perintahNya.Hingga akhirnya aku benar-benar bisa bahagiakan mereka dengan nilai-nilai ibadahku diakhiratNya kelak.Dan agar dimana rasa baktiku kepada orang tuaku terutama ibuku benar-benar bisa menjadikannya sebagai pintu surga untukku kelak.Amin....

Dan sekarang aku sadar juga.Bahwa perjuangan juga pengorbanannya yang diiringi rasa taat kepada Allah adalah inspirasi terbaik dalam hidupku.Yang memotivasi aku untuk terus semangat dalam menjalani hidup tanpa harus berharap dapatkan yang terbaik,selain untuk selalu semangat dalam berusaha menjadi yang terbaik untuk diri sendiri juga orang lain dalam hidup ini.Karena perjuangan dan pengorbanannya selama ini telah mampu membuat aku belajar.Bahwa berusaha untuk menjadi yang terbaik kan selalu datangkan yang terbaik juga.Sungguh luar biasa ibuku itu....i love u mom!